Pasal
Pasal 20 Ayat 2: Memahami Isi Dan Dampaknya Dalam Konteks Hukum
Pasal 20 Ayat 2: Memahami Isi Dan Dampaknya Dalam Konteks Hukum – Pada 16 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo meminta parlemen Indonesia menyetujui pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan. Namun, sejak 2020 hingga pertengahan 2021, pembahasan pergeseran ini ditunda
Respons Kebijakan terhadap Pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari pidato-pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo pada tahun 2020 dan 2021 yang seringkali menggariskan rencana kebijakan strategis nasional tanpa menyebut rencana serah terima IKN. Baru pada kuartal terakhir tahun 2021, ketika pandemi Covid-19 mereda, perdebatan pengalihan IKN kembali dilanjutkan, seiring dengan beberapa kebijakan yang diperdebatkan secara sosial.
Pasal 20 Ayat 2: Memahami Isi Dan Dampaknya Dalam Konteks Hukum
Menurut pemerintah, peralihan IKN memiliki beberapa tujuan, antara lain: (1) menciptakan pemerataan pembangunan dan keadilan ekonomi; (2) Mengurangi beban permasalahan di Pulau Jawa khususnya Kota Jakarta.
Tanggung Jawab Negara Dalam Menjalankan Amanat Konstitusi Pasal 27 Ayat (2) Uud 45
; (3) mewujudkan IKN yang aman, modern, berkelanjutan dan tangguh; (4) Mewujudkan peradaban baru sebagai representasi dari perkembangan wawasan kebangsaan.
Mengelola pembangunan daerah Indonesia di masa depan. Namun, penting untuk mengkritisi program relokasi IKN guna meningkatkan kualitas kebijakan yang memenuhi hak dan kepentingan publik masyarakat terdampak. Artikel ini akan memberikan penjelasan terbatas tentang kebijakan keimigrasian IKN ditinjau dari kebijakan dan justifikasi hukum.
Tolok ukur keseriusan dan keseriusan pemerintah terkait pengalihan IGN juga terlihat dari implementasi UU 17. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 Ibukota Negara (UU IKN) diperbarui dengan kebijakan terbaru direktur dan wakil direktur administrasi IKN yang akan dilantik pada 10 Maret 2022. UU IKN juga mengatur nama ibu kota baru yaitu āNusantaraā dan mengatur beberapa aspek strategis antara lain geografi cakupan wilayah, bentuk dan susunan pemerintahan, tata ruang dan penggunaan lahan, kementerian/lembaga. dan evaluasi. , dan sumber keuangan. Menurut laporan Panitia Seleksi UU IKN, UU IKN dirancang untuk memberikan kepastian hukum yang jelas dan berkesinambungan (
IKN tentang status dan proses transfer. Dari sisi ini, pembentukan UU IKN menjadi jaminan yuridis bahwa prosedur transfer IKN tidak serta merta dibatalkan. Dengan demikian, ada kesinambungan kebijakan yang berkelanjutan bahkan dengan pergantian pemegang kekuasaan di eksekutif dan legislatif.
Peranan Perjanjian Internasional Dalam Sistem Hukum Nasional
Jika ya, apakah UU IKN diundangkan dengan penuh pertimbangan pertimbangan kepentingan umum? Tentunya untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dipahami konsep dasar pembentukan undang-undang berdasarkan UU No. 11. Dokumen No. 12 Tahun 2011 wajib mengikuti asas peraturan perundang-undangan. Beberapa prinsip yang relevan dieksplorasi dalam makalah ini meliputi: prinsip spesifikasi tujuan; Prinsip penggunaan dan efektivitas; prinsip penegakan; dan prinsip keterbukaan.
) menunjukkan bahwa pembentukan undang-undang IKN harus memiliki tujuan yang jelas. Menurut Pasal 2 UU IKN, tujuan pembangunan Ibukota Nusantara adalah: (1) menjadi kota yang berkelanjutan di dunia; (2) menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia ke depan; (3) Menjadi representasi identitas nasional dari simbol keragaman etnis Indonesia.
Persoalannya, tujuan pengalihan IKN yang termuat dalam UU IKN nampaknya merupakan pendekatan pengambilan kebijakan yang salah, tidak sesuai dengan contoh tujuan undang-undang, yaitu jika tujuan pembentukan UU IKN adalah āmemindahkan modalā. atau āmodal negaraā. āJaminan Keabsahan Statusā juga diatur, hal ini tentunya menjadi masukan dan kajian dari para pembuat undang-undang, karena bagaimanapun mereka seolah tidak terlibat, dan hanya fokus berusaha memajukan IKN sendiri, meskipun idealnya UU IKN perlu mengatur aspek yang lebih spesifik dan komprehensif dari sekedar ketentuan transfernya.
Prinsip ini dapat diterapkan, terutama untuk penciptaan hukum IKN harus mempertimbangkan efektivitas penciptaan aturan sosial dari perspektif filsafat, sosiologi dan keadilan. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, aspek filosofis ini mengisyaratkan kebijakan pemerataan pembangunan dan keadilan ekonomi bagi masyarakat di luar Jawa, termasuk mencipta
Kenali Nisab Zakat Dan Kadarnya, Yuk!
Pembangunan kawasan global. Bahkan, menghubungkan pernyataan ini dengan konsep pemerintahan daerah tampaknya bertentangan, karena model pembangunan nasional saat ini memprioritaskan pembangunan di daerah pedesaan, daerah perbatasan dan di luar kota. Oleh karena itu jelaslah bahwa filosofi imigrasi dari National Cancer Institute adalah sebuah konspirasi yang dirancang untuk membenarkan kegagalan proses kebebasan regional yang digunakan selama ini.
Nama kapital telah dibahas dalam masyarakat pro dan kontra, dan itu sangat berharga. Saat ini, istilah āNusantaraā mengacu pada seluruh wilayah Indonesia (KBBI, 2016). Terlepas dari klaim bahwa “nusantara” adalah representasi dari keindonesiaan, penulis berpendapat bahwa pernyataan ini secara filosofis ambigu dan mendistorsi makna nusantara, karena dipahami sebagai integrasi wilayah nasional. Dibandingkan dengan nama ibu kotanya, Jakarta, tidak merepresentasikan kontras filosofis, baik terkait aspek kedaerahan (
Selanjutnya, secara sosiologis, tidak ada urgensi khusus pengalihan IKN yang tertuang dalam UU IKN (
) memenuhi harapan masyarakat khususnya di bidang calon IKN. Undang-undang IKN yang mengesahkan pengalihan IKN sebelum diundangkan dan diberlakukan harus mengikutsertakan kehendak seluruh warga negara agar kebijakan yang diundangkan mencerminkan kepentingan dan kebutuhan rakyat, bukan kepentingan Pemerintah, atau kepentingan elite semata. . Dalam IKN, komunitas lokal dan masyarakat lokal terkena dampak langsung dari berbagai kegiatan pembangunan. Nasib dan lingkungan masyarakat terdampak harus sama
Kriteria Calon Penerima Blt Dana Desa, 9 Diantaranya Harus Dipenuhi
Mana yang harus diprioritaskan. Pengalihan IKN merupakan kebijakan jangka panjang yang mempengaruhi berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa.
Cacat yudisial dalam UU IKN meliputi cacat formal dan substantif dalam strukturnya. Salah satu wujud nyata dari hambatan material ini adalah pengalihan gagasan filosofis NCI ke dalam klausul dan alinea yang tidak konsisten, serta tidak terpenuhinya hak-hak masyarakat lokal, khususnya masyarakat adat. Sementara itu, kekurangan formal terkait dengan proses implementasi UU IKN yang belum tentu mendapatkan legitimasi masyarakat karena perkembangannya yang pesat. Orang-orang kurang terlibat dalam pembuatan kebijakan.
Asas kegunaan dan keabsahan menyatakan bahwa hukum IKN harus diperlukan dan berguna bagi kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Prinsip ini terkait dengan prinsip tujuan tertentu dan aspek sosial yang disebutkan sebelumnya. Kedua asas ini menghendaki agar hukum dibuat dalam kaitannya dengan maksud, pemenuhan dan kepentingan untuknya hukum itu dibuat dan maksud dan tujuan dibuatnya hukum itu. Tentunya untuk memahami makna asas ini perlu dimulai dari kemampuan keuangan negara dan keadaan ekonomi, serta memahami berbagai permasalahan terkait dampak pengalihan IKN yang muncul di berbagai sektor masyarakat. , kondisi, pemerintah. Persiapan dan dampaknya terhadap lingkungan, sosial, budaya, pendidikan dan perencanaan wilayah perkotaan.
Melihat realita kondisi dan kebutuhan sosial saat ini, masyarakat luas membutuhkan kebijakan pemulihan ekonomi nasional karena pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai struktur sosial. Jika orang senang
Pengertian Demokrasi Pancasila: Ciri Ciri, Prinsip Dan Aspek
Program prioritas pemerintah fokus pada kesehatan dan pemulihan ekonomi. Hal ini dinilai lebih penting daripada pengalihan IKN melalui legalitas pelaksanaan undang-undang IKN.
) IKN bermaksud untuk menata undang-undang mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau pengundangan, dan mempublikasikannya secara transparan, sehingga dapat memberikan masukan dan partisipasi langsung kepada seluruh lapisan masyarakat. .
). Secara umum, prinsip ini penting untuk memeriksa legitimasi standar dasar hukum. UU IKN disusun dalam waktu sangat singkat yaitu 42 hari (
, 2022). Logikanya, penyusunan UU IKN dan pembahasan isinya memakan waktu lama, dan kemudian UU IKN dibahas di setiap interval.
Uu 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Muatan manajemen strategis yang seharusnya dimuat dalam UU IKN semula tercakup dalam beberapa peraturan, antara lain 6 peraturan pemerintah, 7 peraturan presiden dan 1 peraturan badan pengawas. Delegasi regulasi sebenarnya membahas aspek-aspek strategis utama, antara lain: kewenangan Otoritas IKN; Pembiayaan IKN oleh pemerintah; prosedur pertanggungjawaban program kerja dan anggaran; pengalihan dan pengelolaan barang milik negara; Hal ini menunjukkan bahwa UU IKN berkembang sangat cepat, karena objek pengaturannya sangat terbatas dan diacu oleh banyak peraturan turunan.
Dari perspektif common-law, UU IKN mengalami beberapa kelemahan mendasar yang signifikan karena ruang lingkup pengaturannya yang sempit. Sebagian besar muatan peraturan yang terkandung dalam UU IKN dinyatakan secara abstrak atau tidak memberikan ketentuan rinci tentang masalah tertentu. Contoh ketentuan abstrak yang paling nyata adalah pasal 21 dan 37 UU IKN.
Pasal 21 terutama mengatur hak-hak masyarakat dalam tata ruang, peralihan hak atas tanah dan lingkungan. Padahal, keberadaan Pasal 21 tersebut sangat penting untuk melindungi hak-hak individu dan masyarakat hukum adat. Seperti kita ketahui, tidak ada undang-undang khusus yang melindungi hak-hak masyarakat adat di Indonesia. Mengingat kepastian hukum bahwa hak-hak Aborigin belum ditetapkan, maka UU IKN harus disusun dengan pertimbangan yang spesifik dan komprehensif terhadap hak-hak Aborigin.
Pasal 37 mengatur tentang peran serta masyarakat dalam penyusunan, pengembangan, penyerahan, dan pengelolaan IKN. Artikel ini tidak menjelaskan secara rinci mekanisme pengawasan langsung dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan IKN. Aspek penting yang juga tidak diatur dalam UU IKN adalah mekanisme persetujuan internal (
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Selain pasal 21 dan 37 tersebut di atas, ternyata masih banyak tempat yang patut dikritisi dalam hal pengawasan terhadap āUU IKNā. Namun, tulisan ini hanya sebatas memaparkan kelemahan utama UU IKN, baik secara formal maupun substantif. Jelas terlihat bahwa kebijakan menuju IKN sangat buruk kualitasnya, tanpa prosedur, tanpa perencanaan, tergesa-gesa dan mengabaikan keinginan rakyat. Sikap tergesa-gesa itu setidaknya tercermin dari kecepatan pengesahan UU IKN yang hanya dalam waktu 42 hari. Praktik penegakan hukum tidak biasa. UU IKN sebagai legislasi kebijakan harus memuat muatan regulasi yang jelas, spesifik dan komprehensif.
Sebelum disahkannya UU IKN, satu hal yang cukup membahayakan bagi perencanaan UU tersebut adalah penyelesaian Naskah Akademik (NA) yang terkesan cepat dan cepat. Terdiri dari 175 halaman, MPR sangat terbatas dalam memaparkan persoalan bangsa dan negara, meliputi aspek filosofis, sosiologis, dan yudikatif. Logikanya, konteks proyek IKN besar harus mencakup banyak sektor yang terkena dampak, termasuk lingkungan, sosial budaya, ekonomi, kebijakan publik, undang-undang pemerintah daerah, perencanaan, dll.
